Bantu Atasi Dampak Covid-19 di Indonesia, Bank Dunia Kucurkan US$700 Juta

Foto: Peserta berdiri di dekat logo Bank Dunia dalam rangkaian Pertemuan IMF - World Bank Group 2018, di Nusa Dua, Bali, Jumat (12/10/2018). (Reuters/Johannes P. Christo) 


JAKARTA (bisnismerdeka.com) Dewan Direktur Eksekutif Bank Dunia (World Bank) menyetujui pendanaan senilai US$700 juta untuk meningkatkan sistem perlindungan sosial maupun memperkuat sektor keuangan, dalam mengatasi dampak Covid-19 di Indonesia. Kepala Perwakilan Bank Dunia untuk Indonesia dan Timor-Leste, Satu Kahkonen dalam pernyataan di Jakarta, Sabtu (16/05/2020) mengatakan, bantuan ini dibutuhkan karena sifat dan jangkauan Covid D-19 belum pernah terjadi sebelumnya. “Untuk Indonesia, kami mendukung pemerintah terus fokus pada perlindungan penduduk yang paling rentan dan berisiko tinggi serta meningkatkan kesiapsiagaan darurat untuk sektor-sektor prioritas,” katanya. Dalam jangka panjang, menurut dia, kesiapan dan kemampuan untuk meminimalisasi dampak tersebut sangat penting bagi upaya berkelanjutan untuk mengurangi kemiskinan dan melindungi sumber daya manusia. Proyek pertama yang disetujui untuk pendanaan ini adalah pembiayaan tambahan untuk asistensi program reformasi sosial senilai US$400 juta. Proyek awal dari pendanaan tambahan itu telah disetujui tiga tahun lalu dan berhasil mendukung berbagai program utama pemerintah dalam bantuan sosial. Dukungan tersebut antara lain perluasan Program Keluarga Harapan (PKH) dari enam juta menjadi 10 juta keluarga dan peningkatan sistem penyampaian program serta koordinasi dengan program bantuan sosial lainnya. Bantuan pembiayaan ini dapat membantu mengatasi pandemi Covid-19 yang berdampak besar pada kaum miskin dan rentan serta pekerja informal. Pendanaan tersebut juga diharapkan dapat membantu penambahan dana darurat sementara bagi 10 juta penerima PKH untuk menjaga tingkat kesejahteraan sosial. Pendanaan ini dapat membantu Kementerian Sosial dalam memperkuat kapasitas sistem perlindungan sosial untuk meningkatkan dan menyediakan perlindungan tepat waktu bagi masyarakat terdampak bencana alam berskala besar atau epidemi di masa depan. Selain itu, program ini akan mendukung penguatan sistem penyampaian PKH dan menghubungkan lulusan penerima PKH terpilih dengan program kewirausahaan sosial yang baru untuk meningkatkan keterampilan bisnis. Program tersebut juga akan mendukung data terpadu kesejahteraan sosial (DTKS) untuk mencakup lebih banyak rumah tangga miskin dan rentan serta memperluas manfaat penggunaan DTKS bagi kejadian tanggap bencana. Proyek kedua dari pembiayaan yang disetujui ini adalah pinjaman untuk kebijakan reformasi dalam pengembangan sektor finansial guna mengatasi dampak Covid-19 untuk Indonesia sebesar US$300 juta. Dukungan untuk kebijakan pembangunan yang telah disetujui pada Maret 2020 ini bertujuan untuk membantu meningkatkan kedalaman, efisiensi, dan ketahanan sektor keuangan. Pendanaan tambahan tersebut akan membantu pemerintah menutupi keterbatasan keuangan yang tidak terduga yang muncul akibat pandemi, dan membantu mengatasi krisis Covid-19. Salah satu upaya pencegahan krisis itu adalah dengan mendukung ekonomi riil, termasuk menyalurkan dana ke rumah tangga dan perusahaan, sambil mempertahankan ketahanan sektor keuangan. Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati mengatakan dukungan dari lembaga-lembaga internasional seperti Bank Dunia dapat menjaga tingkat kesejahteraan sosial dan mengatasi dampak Covid-19 kepada perekonomian. “Kami dapat memberikan bantuan untuk berbagai kebutuhan seperti penyediaan bantuan sosial dan menjaga ketahanan ekonomi negara,” katanya. Sri Mulyani menuturkana pemerintah menyadari dampak signifikan Covid-19 terhadap mata pencaharian banyak orang terhadap berbagai sektor di seluruh Indonesia. Oleh karena itu, dukungan bagi sektor terdampak ini menjadi pondasi yang diperlukan oleh pemerintah dalam bertindak lebih lanjut untuk memastikan adanya pemulihan jangka panjang masyarakat dan ekonomi Indonesia. DANS/Antara

MEDIA RAKYAT

Suara Marginal merupakan suara mereka yang terpinggirkan di jagad raya negeri ini. Maka suara mereka hendaknya didengar oleh mereka yang berkuasa. Sebab suara mereka adalah suara rakyat yang murni mengungkapkan kepedihan dan penderitaannya. Sehingga para pemangku kekuasaan harus merespons setiap keluhan dan penderitaan yang dialami kaum marginal. Mereka juga warga negara, yang sama haknya dengan orang-orang kaya. (DANS)

Unggulan

Bantu Atasi Dampak Covid-19 di Indonesia, Bank Dunia Kucurkan US$700 Juta

Foto: Peserta berdiri di dekat logo Bank Dunia dalam rangkaian Pertemuan IMF - World Bank Group 2018, di Nusa Dua, Bali, Jumat (12/10/201...

Suara Marginal